Arti Lambang

logo dilmil I-01

Keterangan Lambang/Logo

–   BENTUK

Perisai ( Jawa : Tameng ) / bulat telur

 

–   I S I

 

GARIS TEPI, adalah 5 (lima) garis yang melingkar pada sisi luar lambang menggambarkan 5 (lima sila dari pancasila)

TULISAN,  adalah  “PENGADILAN  MILITER  I-01  BANDA ACEH” yang melingkar diatas sebatas garis lengkung perisai bagian atas menunjukkan Badan, Lembaga pengguna lambang tersebut. LUKISAN   CAKRA,   Dalam   cerita   pewayangan,   Cakra   adalah senjata  Kresna  berupa  panah  beroda  yang  digunakan  sebagai senjata    “Pamungkas”     (terakhir).    Cakra    digunakan    untuk memberantas ketidakadilan. Pada lambang Pengadilan Militer I-01 Banda Aceh, Cakra tidak terlukis sebagai Cakra yang sering/banyak dijumpai yakni berupa bentuknya Cakra. Jadi dalam keadaan “diam” (statis). Cakra pada lambang Pengadilan Militer I-01 Banda Aceh terlukis sebagai Cakra yang (sudah) dilepas dari busurnya. Kala Cakra dilepas dari busurnya  roda  panah  (Cakra) berputar dan tiap ujung (ada delapan) yang terdapat pada roda

panah (Cakra) mengeluarkan api. Cakra yang rodanya berputar dan mengeluarkan lidah api menandakan Cakra sudah dilepas dari busurnya untuk menjalankan fungsinya memberantas ketidakadilan dan menegakkan kebenaran. Jadi pada lambang Pengadilan Militer I-01 Banda Aceh, Cakra digambarkan sebagai Cakra yang ” aktif “, bukan Cakra yang “statis”.

PERISAI   PANCASILA,   terletak   ditengah-tengah   Cakra   yang sedang menjalankan fungsinya memberantas ketidak adilan dan menegakkan kebenaran. Hal itu merupakan cerminan dari pasal ke-1

UU Nomor 48 tahun 2009 yang rumusnya “Kekuasaan Kehakiman adalah Kekasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.”

UNTAIAN BUNGA MELATI, terdapat 2 (dua) untaian bunga melati masing-masing terdiri dari 8 (delapan) bunga melati, melingkar sebatas garis lengkung perisai bagian bawah, 8 (delapan ) sifat keteladanan dalam kepemimpinan (hastabrata).

SELOKA “DHARMMAYUKTI”, pada tulisan “Dharmmayukti” terdapat 2 (dua) huruf M yang berjajar. Hal itu disesuaikan dengan bentuk tulisan “Dharmmayukti” yang ditulis dengan huruf Jawa. Dengan menggunakan  double M,  huruf  “A”  yang  terdapat pada akhir kata “Dharma” akan dilafal sebagai “A”. Kata “DHARMMA” mengandung arti BAGUS, UTAMA, KEBAIKAN. Sedangkan kata “YUKTI” mengandung arti SESUNGGUHNYA, NYATA. Jadi kata “DHARMMAYUKTI” mengandung arti KEBAIKAN/KEUTAMAAN YANG NYATA/ YANG SESUNGGUHNYA yakni yang berwujud sebagai KEJUJURAN, KEBENARAN DAN KEADILAN.

Skip to content